Friday 6 February 2015

Cerpen : Dari Benci Jadi Cinta

haii agan semua, kali ini saya akan mempostingkan suatu cerpen karangan saya sendiri, hehe, ya walaupun masih amatiran tapi saya harap agan suka ya dengan cerpen saya, happy reading.. !!!! :) :D

Dari Benci Jadi Cinta
Karya : Seno Aji Priyambodo

Jam menunjukkan pukul 11 malam, tawa para tukang ojek yang semula memecah heningnya malam, kini mulai menghilang dibawa oleh angin malam dan digantikan dengan suara jangkrik yang bersahut – sahutan. Namun hingga selarut ini aku baru bisa menyelesaikan tugas matematika yang diberikan guruku tadi pagi. Jujur dari aku kelas 1 SD sampai kelas 5 pertengahan, aku sangat sebal dengan yang namanya matematika dan otakku ini paling sulit diajak kompromi saat disuruh untuk berfikir tentang matematika, hingga tak khayal nilaiku pada tiap kali ulangan kurang memuaskan.
Terkadang terlintas dibenakku kenapa otakku ini sangat sulit untuk berfikir hitung – hitungan, berbagai tips belajar matematika yang menyenangkan sudah aku jajal, tapi tetap saja aku masih belum menemukan chemistri antara otakku dan sang matematik. Hingga pada suatu saat, waktu pelajaran matematika, guruku berujar “kalau matematika itu akan slalu ada menemani setiap perjalanan hidup kita, matematika itu tidak hanya ada di bangku sekolah saja, tapi sampai kalian bekerja pun kalian akan bertemu dengan matematika”. Sejak saat itu aku bertekad untuk belajar matematika lebih giat lagi, aku tidak bisa membayangkan, kalau didunia yang indah ini tidak ada matematika, pasti tidak akan ada orang yang bisa berhitung, menjumplahkan, mengurangi dan lain-lain. Berkat kata – kata yang biasa tapi  mujarab dari guruku itu juga, aku malahan jadi mencintai matematika, dari yang dulunya benci, sekarang malah jadi mencintai mata pelajaran yang satu ini, malahan menjadi salah satu mata pelajaran favoritku.
Entah apa yang bisa membuatku seperti ini, kedengarannya kata – kata tersebut memang biasa, tapi dapat membuat hati ini bergejolak untuk lebih menggali lagi sang matematik. Sejak saat itu aku jadi sangat antusias mengikuti mata pelajaran yang satu ini. Malam pun berganti dengan siang, kini saatnya aku menyerahkan hasil kerjaku tadi malam kepada guru matematika yang sedang berdiri didepan kelas, dengan memasang tampang yang sedikit killer. Huh lumayan dag dig dug hati ini, sejenak batinku bertanya – tanya apakah nilaiku akan kurang memuaskan lagi??. Setelah menunggu berapa saat, hasil kerjaku sudah selesai dikoreksi oleh guruku, aku pun dipanggil kedepan untuk mengambil kembali hasil kerjaku, uhh kembali hati ini berdebar debar tidak karuan, seperti berlarian kesana kemari tanpa kendali. Kubuka perlahan buku matematikaku, aku kaget bukan kepalang melihat nilai tugas matematikaku, alhamdulillah aku berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan, ini merupakan kali pertamaku mendapat nilai yang memuaskan, perasaan senang, bahagia dan gembira bercampur menjadi satu. Bel 6 kali pertanda untuk para siswa pulang ke peraduan masing – masing. Dengan hati yang berbunga – bunga aku pun pulang kerumah. Sesampainya dirumah kutunjukkan nilai tugas maematikaku kepada ibuku. Alangkah terkejutnya ia melihat nilai tugasku.
Dengan tampang yang kurang percaya ia bertanya kepadaku “ opo iyo tho le iki nilaimu??”
Dengan rileks aku menjawab “ ya iya lah bu’ masa nilai orang lain. Hehehe.”
Ibuku kembali berkata “ owalah, tumben tenan nilai matematikamu apik koyo iki, biasane......”
Belum selesai ibu berbicara aku langsung bilang “ ya ini kan hasil kerja kerasku selama ini tho bu’ alhamdulillah bisa dapat nilai yang bagus.”
“iya – iya tapi kamu jangan langsung bangga dulu lee, kamu harus bisa mempertahankan nilaimu ini, ya syukur – syukur bisa terus ditingkatkan.” Ujar ibuku.

Sejak saat itu aku jadi makin antusias mengikuti pelajaran matematika, dan malahan makin menyukai mata pelajaran ini. Mungkin bagi sebagian teman – temanku kata – kata dari guruku itu tidak  berarti apa – apa, tapi bagiku dapat membuat diriku termotivasi untuk belajar matematika lebih baik lagi dan bisa membuatku mencintai mata pelajaran yang satu ini. Tidak peduli siapa yang menemukan matematika, tapi yang pasti orang tersebut sangat berjasa dalam perkembangan di dunia ini.

No comments:

Post a Comment